Hati yang sehat dan selamat pasti akan membuahkan hal yang bermanfaat, ia bagaikan raja yang bisa dengan seenaknya memerintah prajuritnya untuk melakukan segala hal yang dikehendakinya. Diantara prajurit yang terdepan adalah lisan.
Lisan yang baik akan menghantarkan
pemiliknya menuju surge, dan sebaliknya bila rusak lisannya maka jalan menuju
nerakalah yang akan ditempuhnya, tidak hanya perkataan yang bisa didengar
manusia yang membahayakan, bahkan bisik- bisiknya pun bisa membuat shohibul
lisan celaka dan binasa.
“Tidak ada kebaikan pada banyak bisik-
bisik mereka, kecuali bisik- bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi
sedekah atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia.”
(An-Nisa: 114)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam
mengingatkan kita semua akan bahaya yang bisa ditimbulkan oleh lisan bila kita
tidak menjaganya, sampai- sampai beliau memegang lisannya, dan bersabda:
“Tahanlah (lidah) mu ini.” Aku (Muadz bin Jabal) bertanya; ‘Wahai Nabi Allah,
(Apakah) sungguh kita akan diadzab disebabkan oleh perkataan yang kita
ucapkan?’ Beliau menjawab; “tsakilatka ummuka(ungkapan orang arab ketika takjub
disertai marah dan bukan merupakan doa, yang artinya ibumu celaka karena
kehilanganmu(kematianmu)) wahai Muadz, Tidaklah manusia itu disungkurkan
kedalam neraka di atas muka atau hidung mereka melainkan karena hasil ucapan
lisan mereka?” (HR> Tirmidzi).
Alhamdulillah, amal sholeh yang paling
mulia dari lisan adalah doa, baik berupa permintaan (do’au tholab) maupun
berupa pujian (do’au tsana). Dan diantara doa yang paling afdhol adalah
alhamduliallah, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, “..
dan sebaik- baik doa adalah alhamdulillah ( Segala pujian adalah milik Allah).”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dihasankan Al Albani).
Ternyata tidak hanya doanya saja yang
mulia, yang mendoakannya; yaitu seorang muslim atau muslimah pun akan menjadi
mulia di sisi Allah, Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda:
“Seutama- utamanya hamba Allah pada hari
kiamat adalah al hammaaduun.” (HR. Tabrani)
Alhammaaduun adalah orang yang banyak
memuji kepada Allah Ta’ala baik di waktu luang atau senang maupun di waktu
sempit atau mendapat musibah. Yang ridha kepada setiap putusan Allah yang
menimpanya, memanfaatkan kenikmatan yang diberikan dari Allah untuk melakukan
ketaatan ketaatan kepada-Nya.
Jika dunia sedang baik terhadapmu, maka berbagilah kepada manusia lainnya, karena dunia akan berubah ,,
Jika dunia sudah mau datang kepadamu, maka berbagi tidak akan menghabiskannya, namun jika dunia sudah mau pergi darimu menahannya akan percuma ..