Perhiasan Iman bagi Lisan

Post oleh : Satria Risky | Rilis : 18.20 | Series :


    Hati yang sehat dan selamat pasti akan membuahkan hal yang bermanfaat, ia bagaikan raja yang bisa dengan seenaknya memerintah prajuritnya untuk melakukan segala hal yang dikehendakinya. Diantara prajurit yang terdepan adalah lisan.

    Lisan yang baik akan menghantarkan pemiliknya menuju surge, dan sebaliknya bila rusak lisannya maka jalan menuju nerakalah yang akan ditempuhnya, tidak hanya perkataan yang bisa didengar manusia yang membahayakan, bahkan bisik- bisiknya pun bisa membuat shohibul lisan celaka dan binasa.

    “Tidak ada kebaikan pada banyak bisik- bisik mereka, kecuali bisik- bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia.” (An-Nisa: 114)

    Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengingatkan kita semua akan bahaya yang bisa ditimbulkan oleh lisan bila kita tidak menjaganya, sampai- sampai beliau memegang lisannya, dan bersabda: “Tahanlah (lidah) mu ini.” Aku (Muadz bin Jabal) bertanya; ‘Wahai Nabi Allah, (Apakah) sungguh kita akan diadzab disebabkan oleh perkataan yang kita ucapkan?’ Beliau menjawab; “tsakilatka ummuka(ungkapan orang arab ketika takjub disertai marah dan bukan merupakan doa, yang artinya ibumu celaka karena kehilanganmu(kematianmu)) wahai Muadz, Tidaklah manusia itu disungkurkan kedalam neraka di atas muka atau hidung mereka melainkan karena hasil ucapan lisan mereka?” (HR> Tirmidzi).

    Alhamdulillah, amal sholeh yang paling mulia dari lisan adalah doa, baik berupa permintaan (do’au tholab) maupun berupa pujian (do’au tsana). Dan diantara doa yang paling afdhol adalah alhamduliallah, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, “.. dan sebaik- baik doa adalah alhamdulillah ( Segala pujian adalah milik Allah).” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dihasankan Al Albani).

    Ternyata tidak hanya doanya saja yang mulia, yang mendoakannya; yaitu seorang muslim atau muslimah pun akan menjadi mulia di sisi Allah, Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda:

    “Seutama- utamanya hamba Allah pada hari kiamat adalah al hammaaduun.” (HR. Tabrani)

    Alhammaaduun adalah orang yang banyak memuji kepada Allah Ta’ala baik di waktu luang atau senang maupun di waktu sempit atau mendapat musibah. Yang ridha kepada setiap putusan Allah yang menimpanya, memanfaatkan kenikmatan yang diberikan dari Allah untuk melakukan ketaatan ketaatan kepada-Nya.


Jika dunia sedang baik terhadapmu, maka berbagilah kepada manusia lainnya, karena dunia akan berubah ,,

Jika dunia sudah mau datang kepadamu, maka berbagi tidak akan menghabiskannya, namun jika dunia sudah mau pergi darimu menahannya akan percuma ..