Jobsheet
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kelas XI- RB SMK Negeri 2 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2018/2019
Nama : Satria Risky Nur Alim
No : 29
Kelas : XI- RB
A. Kompetensi Dasar
3.4
Menganalisis konsep desain/prototype dan kemasan produk barang/ jasa
4.4
Membuat desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4.1
Menjelaskan konsep desain/
prototype dan kemasan produk barang/jasa
3.4.2
Menentukan konsep desain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
4.4.1
Menyajikan desain/ prototype dan kemasan produk barang/jasa
C. Materi Pokok
PENGERTIAN PROTOTYPE PRODUK
Fenomena
dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management (TQM) sebagai
prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk. Karena kualitas suatu
produk berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) serta
keuntungan industri. Dengan kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan
kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih
tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.
Perhatian
terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini penting
agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada
lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka
sebaiknya perhatian terhadap kualitas harus dimulai pada saat awal pembangunan
produk. Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan produk
adalah pembuatan prototipe produk.
Prototipe
produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan
tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut
keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang.
Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk
diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja
prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun
masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk
proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi
produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya
pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).
TAHAPAN-TAHAPAN PROTOTYPE
1. Pendefinisian produk: merupakan
penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku
konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum
yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
2. Working model: dibuat tidak harus
mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang
seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan
hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga
dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe
rekayasa.
3. Prototipe rekayasa (engineering
prototype): dibuat seperti halnya working model namun mengalami perubahan
tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai
tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe
produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
4. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk
keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem
produksi.
5. Prototipe produksi (production
prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk
menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan
dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
6. Qualified production item: dibuat
dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam
jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun
peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk
diuji-cobakan kepada umum.
7. Untuk mematangkan produk yang hendak
diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki pasar untuk melihat
ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung
jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even
dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
8. Model: merupakan alat peraga yang
mirip produk yang akan dibangun (look–like–models). Secara jelas menggambarkan
bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau
diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan
produk maupun lingkungan user.
9. Prototipe adalah bentuk efektif
dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai menyerupai bentuk
produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan
produk akhir.
PENGERTIAN KEMASAN PRODUK
Kemasan
adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat
dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim,
mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar
(Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).
Menurut
Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah
aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk.
Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang
kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti,
2010:132).
Kemasan
yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong
penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu
menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan
oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang.
Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan
menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi
produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.
FUNGSI KEMASAN PRODUK
Banyak
perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka
menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh
lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua
fungsi yaitu:
1. Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana
transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan.
Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko
pembelian produk rusak atau cacat.
2. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan
produk. Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut
promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna,
ukuran, dan penampilan.
Sedangkan
menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat
pemasaran, yaitu :
1. Self service.
Kemasan
semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan
harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi
kesan menyeluruh yang mendukung produk.
2. Consumer offluence.
Konsumen
bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan
prestise dari kemasan yang lebih baik.
3. Company and brand image.
Perusahaan
mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat
dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
4. Inovational opportunity.
Cara kemasan
yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi
produsen.
Selain berfungsi sebagai media
pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu sebagai berikut:
1. Kemasan melindungi produk dalam
pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya
kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik
untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing
dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan menarik perhatian dan
mengkomunikasikannya.
TUJUAN
KEMASAN PRODUK
Menurut Louw dan Kimber (2007),
kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Physical Production.
Melindungi objek dari suhu, getaran,
guncangan, tekanan dan sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari
hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
3. Containment or Agglomeration.
Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk
efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission. Informasi
tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk
yang sering terdapat pada kemasan atau label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak
dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda
pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk
memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
6. Fitur yang menambah kenyamanan dalam
distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup,
penggunaan dan digunakan kembali.
7. Kemasan dan label dapat digunakan
oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk.
JENIS-JENIS KEMASAN
Berdasarkan struktur isi, kemasan
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas
langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang
fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak
karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang
dibungkus dan sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu
kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan
tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
Berdasarkan frekuensi pemakaiannya,
kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan sekali pakai (Disposable),
yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus
plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang
kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan
tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang
oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi
Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah
konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai
jenis botol.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai,
kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan
kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari
pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan
yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam
bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil
atau plastik.
D. Kegiatan Pembelajaran
·
Mengamati Konsep desain/prototype dan
kemasan produk barang/jasa
·
Mengumpulkan data tentang Konsep desain/prototype
dan kemasan produk barang/jasa
·
Mengolah data tentang
Konsepdesain/prototype dan kemasan produk barang/jasa
·
Menyajikan tentang Konsep desain/prototype
dan kemasan produk barang/jasa
E. Soal Objektif
1. Fenomena
dewasa ini banyak manajer menjalankan …. (TQM) sebagai prioritas untuk
peningkatan dan pengendalian kualitas produk.
A. Tunity
Question Manager
B. Total
Query Management
C.
Total
Quality Management
D. Total
Quality Manager
E. Tunity
Quality Management
2. ….
merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan
perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan
aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
A.
Pendefinisian
produk
B. Pengemasan
produk
C. Pemasaran
produk
D. Pengolahan
produk
E. Penggunaan
produk
3. ….
adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai
menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan
menyamakannya dengan produk akhir.
A.
Prototipe
B. Produsen
C. Risiko
D. Posable
E. Company
4. ….
adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat
dipasarkan.
A. Kerugian
B. Bentuk
C. Rupa
D.
Kemasan
E. Bingkai
5. Menurut …. (2009:27), pengemasan
adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah
produk.
A. Hidller
B. Louw
C. Simamora
D. Kimber
E.
Kotler & Keller
6. Peran
kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga
digunakan sebagai sarana ….
A. Distribusi
B.
Promosional
C. Prasarana
D. Primer
E. Sekunder
7. Kemasan
semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan
harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi
kesan menyeluruh yang mendukung produk.Merupakan ….
A.
Self
service
B. Inovational
opportunity
C. Company
D. Brand image
E. Consumer
offluence
8. Cara
kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan
bagi produsen. Merupakan ….
A. Self
service
B.
Inovational
opportunity
C. Company
D. Brand
image
E. Consumer
offluence
9. Melindungi
objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya. Merupakan …
A.
Physical
Production
B. Inovational
opportunity
C. Company
D. Brand
image
E. Consumer
offluence
10. …., yaitu bahan kemas langsung
mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll).
A. Kemasan Sekunder
B.
Kemasan Primer
C. Kemasan Produk
D. Kemasan siap pakai
E. Kemasan Sekali pakai
F. Soal Essay
1. Jelaskan
tahapan prototype rekayasa?
2. Jelaskan
tahapan model?
3. Sebut
dan Jelaskan fungsi pengemasan menurut Simamora(2007)?
4. Jelaskan
fungsi kemasan self services?
5. Jelaskan
fungsi kemasan siap pakai?
G. Kunci Jawaban
1. Prototipe
rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model namun
mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working
model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan
menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
2. Model:
merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models).
Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang
diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun
sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.
3. Simamora
(2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:
Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi
produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi yang
semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen
tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
Fungsi Promosional
Peran kemasan pada
umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan sebagai
sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi
konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
4. Self
service.
Kemasan semakin berfungsi
lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik,
menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh
yang mendukung produk.
5. Kemasan
siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng,
dan sebagainya.
Download filenya disini.
Sekian materi yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat dan sampai jumpa.