EPISODE 5 KISAH PUTERI RASUL
Dengan hati berat dan kesehatan kurang fit, apalagi sdg
hamil 4 bulan anak ke 3, Zainab hrs brangkat ke Madinah memenuhi perintah
Bapaknya dan agamanya.
Bagitu juga Abul-Ash tetap teguh tdk mau melepas
keyakinannya dan tetap menolak islam sehingga ia hrs pisah dgn istrinya dan
tetap tinggal di Makkah.
Perjalanan ke Madinah dgn membawa 2 anak kecil dan kondisi
kejiwaan yg labil krn dipisah paksa dgn suami
Tdk boleh ikut mengantar sampai Madinah, merupakan
perjuangan berat yg harus dituntaskan demi taat kpd bpknya yaitu Rasulullah
Sallallahu alaihi wasallam ... namun ternyata perjuangan itu diperberat lagi
dgn adanya pengacau di jalan sehingga semua personil rombongan hrs ikut
menghadapi gangguan itu sehingga Zainab ketika berhadapan dgn seorang pengacau
itu tersabet perutnya walaupun akhirnya
ia bisa memukul mundur pengacau itu.
Akibat pukulan itulah gugur kandungannya dan dimakamkan di
padang pasir.
Setiba di Madinah Zainab
hidup normal berkumpul dgn keluarga bapaknya seraya fokus membesarkan 2
anaknya yaitu cucu Rasul dan dlm angan2nya masih mendambakan kumpul lagi dgn
suaminya tercinta.
Sejak saat itu, selama 6 thn silih berganti para lelaki
melamarnya, namun Zainab takpernah mau menerima,
ia tetap setia menunggu kekasihnya yg masih tertinggal di Makkah.
Pd suatu malam di bln jumadil ula thn 6 hijrah, Zainab keluar rumah untk persiapan jamaah
shalat subuh. Tiba2 ada bayangan
berkelebat mendekati rumah dan panggil2 nama Zainab. Ternyata itu suara yg bagi
Zainab tak asing lagi yaitu suara sang kekasih Abul-Ash.
"Engkau datang sebagai muslim ?" Tanya Zainab.
Abul-Ash; " Tidak, yaa Zainab. Sy pulang dari Syam dgn
kafilah yg penuh harta sy dan orang2 yg titip , sampai dipinggir kota ini
kafilah ditawan oleh tentara islam dan
untung sy bisa lolos sampai disini mencari kamu untk minta perlindungan."
Dua orang kekasih ini ber-hadap2an hanya terpisah udara satu
langkah di waktu malam sepi tapi krn keteguhannya tdk sampai berpelukan, malah
stlh Abul-Ash menjelaskan sebab kedatangannya , maka Zainab mundur lagi sambil
mengucapkan Marhaban wahai putra bibiku dan ayah anak2ku Ali dan Umamah.
Setelah hening sejenak tiba2 terdengar suara Rasulullah
membaca takbiratul Ihram shalat subuh.
Maka Zainab menuju pintu masjid dan berteriak sekuatnya
" wahai orang2 disini, sy menjamin Abil-Ash bin Al-Rabi' ".
Setelah salam, Rasulullah
menghadap jamaah "kau semua dengar seperti apa yg sy dengar
...?"
Jamaah; "Betul yaa Rasul kami mendengar".
Kemudian Rasul masuk rumah didapati ada Zainab dan Abul-Ash.
Zainab;" yaa Rasulallah, ini Abul Ash kalo jauh ia
adalh putera bibiku, kalo dekat ia adalh bapaknya anak2ku... aku menjaminnya
".
Rasul;" iya putriku ... hormatilah ia, jangan terlalu
dekat dgnnya krn kau blm halal baginya".
Kemudian Rasul keluar meninggalkan mereka berdua.
Zainab;" Tidak baik bagimu perpisahan kita ini "
Abul-Ash;" Demi cintaku pdmu yaa Zainab dan demi Allah,
hidupku sengsara tanpa kamu"
Zainab;" untuk apa siksaan ini yg tanpa kepastian
..."
Abul-Ash;" Sampai Allah memastikan untk kita berdua
..."
Zainab;" Semoga Allah merahmati kita berdua, wahai
putera bibiku ..."
Selama dialog ini Abul-Ash menundukkan mukanya khawatir
Zainab melihat ada beberapa tetes air dibawah matanya.
Kemudian Abul-Ash mengangkat wajahnya menatap wajah Zainab
dgn pelan ia mengatakan " Kemaren mereka menyuruh sy berislam dan boleh
ambil semua harta kafilah yaitu harta sy dan harta quraisy makkah , maka sy
tolak dan katakan (sungguh jelek awal masuk islam sy dgn menghianati amanat yg
jadi tanggung jawab sy) ".
Agak tenang Zainab dengar pernyataan ini kemudian
mempersilahkan Abul-Ash menjenguk dua anaknya yg sdg tidur dgn nyenyak.
Pagi harinya Abul-Ash dijemput menghadap Rasul yg sudah berkumpul dgn para sahabatnya
dan tentara islam yh menawan kafilah Abil-Ash.
"Keputusan saat marah seringkali di luar nalar. Janji saat gembira mudah terucap di luar logika.
“Jangan pernah membuat keputusan saat marah dan jangan pernah berjanji saat kau bahagia.”
(Ali bin Abi Thalib)
Tetap Semangat💪"