Jobsheet
Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Kelas XI- RB SMK Negeri 2 Karanganyar
Tahun Pelajaran 2018/2019
Nama : Satria Risky Nur Alim
No : 29
Kelas : XI- RB
A. Kompetensi Dasar
3.5
Menganalisis proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa.
4.5
Membuat alur dan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5.1 Memahami Tahapan – tahapan Pembuatan prototype
produk barang/jasa
3.5.2 Mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan
prototype
3.5.3 Menentukan Proses kerja pembuatan prototype
produk barang/jasa
3.5.4 Menganalisis proses kerja pembuatan prototype
produk barang/jasa
4.5.1 Membuat alur dan proses kerja pembuatan
prototype produk barang/jasa
C.
Materi
Pokok
Tahapan
pembuatan protoype
Pada
dasarnya, cara membuat prototype terbagi menjadi tiga pengulangan utama,
desain, engineering, dan produksi. Cara menyelesaikannya juga sederhana, Anda
tinggal menyelesaikan jenis pengulangan tertentu sebelum berpindah ke jenis
pengulangan berikutnya. Namun bersiap-siaplah untuk bekerja keras. Namanya saja
pengulangan, biasanya, satu jenis pengulangan membutuhkan berkali-kali usaha
untuk menyelesaikannya. Pengembangan produk teknologi yang sederhana biasanya
membutuhkan 3-6 bulan. Untuk produk rumah tangga atau bahkan produk teknologi
yang lebih sulit, bisa sampai 9-15 bulan. Agar lebih mudah dipahami, kita akan
menggunakan contoh kasus pembuatan prototype Studentpreneur.
Pengulangan
Desain
Pengusaha
muda biasanya menghabiskan banyak waktunya untuk berpikir bahwa produk mereka
bisa menyelesaikan sebuah masalah tanpa pernah mengetesnya di pelanggan yang
asli. Dalam fase pengulangan desain, Anda harus menuliskan bentuk,
fungsionalitas, dan cara pembuatan produk Anda. Kemudian, buatlah desain awal
bentuk produk Anda, bisa dengan sketching biasa sampai membuat bentuk 3D nya di
komputer. Kemudian, tiap bertemu orang, tunjukkan desain tersebut dan tanyakan
pendapat mereka tentang produk Anda. Ulangi terus sampai kebanyakan orang
merasa puas dan produk Anda layak dipasarkan.
Dalam
kasus Studentpreneur, sebelum meluncurkan majalah ke pasaran, kami membuat
dummy berupa cover digital magazine dan melihat respon tiap orang yang kami
tanyai. Kami terus mengubah desain cover dan juga desain awal website, sesuai
dengan apa yang dikatakan oleh pelanggan, dan yang dikatakan oleh Google
Analytics. Dalam fase desain ini, kami jadi tahu apa rubrik yang diinginkan
oleh pelanggan, dan mana rubrik yang harus dibuang.
Pengulangan
Engineering
Fase
pengulangan engineering hanya dilakukan ketika Anda merasa telah berhasil
menyelesaikan fase pengulangan desain. Semua input yang didapatkan dalam fase
pengulangan desain akan menjadi dasar pengembangan produk. Fase engineering
intinya adalah bagaimana cara membuat produk Anda telah bekerja sesuai dengan
yang diinginkan. Produk yang sudah jadi langsung diteskan pada calon pelanggan,
dan berdasarkan feedback dari calon pelanggan, kembali ke fase pengulangan
engineering ini. Cobalah tanyakan seberapa jauh calon pelanggan bisa menerima
produk Anda. Tujuan akhir dari fase ini adalah membuat prototype versi beta.
Dalam
kasus Studentpreneur, setelah kami yakin dengan rubrik dan jenis desain apa
yang dicintai calon pelanggan, kami mulai membuat versi digitalnya. Kami
mengirimkan versi digital alpha ke email pelanggan yang juga membantu kami
dalam fase desain. Semua feedback dari mereka kami catat, dan kami ubah versi
alpha ini berkali-kali sampai kami yakin ini telah menjadi versi beta yang
cukup kuat. Untuk website, prosesnya juga hampir sama.
Pengulangan
Produksi
Setelah
versi beta berhasil dibuat, kita harus menghadapi sebuah fase kunci yang sering
membedakan ide bagus dengan produk bagus. Fase pengulangan produksi
mengharuskan kita untuk menemukan vendor yang bisa membantu, merangkai semua
bagian, sampai menyelesaikan urusan yang berhubungan dengan legalitas. Fase ini
biasanya membutuhkan antara 2-6 bulan. Contoh pada Studentpreneur, kami harus
menemukan perusahaan printing yang bisa mencetak majalah kami, menemukan
rekanan agen distribusi, sampai menjalin relasi dengan berbagai toko buku.
Sedikit saja kesalahan dalam fase ini akan membawa perusahaan Anda ke posisi
yang buruk.
Berikut
tahapan prototype:
a.
Pendefinisian produk
Merupakan
penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku
konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum
yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
b.
Working model
Dibuat
tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada
skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan
menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working
model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan
prototipe rekayasa.
c.
Prototipe rekayasa (engineering prototype)
Dibuat
seperti halnya working model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas
maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas
teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk
dilanjutkan pada tahapan produksi.
Prototipe
rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan
rancangan sistem produksi.
d.
Prototipe produksi (production prototype)
Bentuk
yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan
metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data
kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
e.
Qualified production item
Dibuat
dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam
jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun
peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk
diuji-cobakan kepada umum.
Untuk
mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu
memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal:
keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear),
pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan
program pemasaran.
f.
Model
Merupakan
alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models). Secara
jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang
diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun
sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.
Kelebihan
Metode Prototyping
Kelebihan
metode prototyping yang paling utama adalah merupakan salah satu jenis metode
pengembangan sistem yang sifatnya sangat cepat dan dapat menghemat waktu.
Berbeda dengan pengembangan sistem menggunakan metode waterfall yang membutuhkan
banyak biaya dan memakan waktu. Maka bagi user yang membutuhkan sebuah sistem
dalam jangka waktu yang sangat singkat, bisa mengandalkan metode pengembangan
sistem prototyping ini.
Selain
itu, metode prototyping juga memilki beberapa kelebihan lainnya, seperti:
Ø Dapat
menjalin komunikasi yang baik antar user dan pengembang sistem
Ø Setiap
perbaikan yang dilakukan pada prototype merupakan hasil masukan dari user yang
akan menggunakan sistem tersebut, sehingga lebih reliabel
Ø User
akan memberikan masukan terhadap sistem sesuai dengan kemauannya
Ø Menghemat
waktu dalam mengembangkan sebuah sistem
Ø Menghemat
biaya, terutama pada bagian analisa, karena hanya mencatat poin – point penting
saja
Ø Cocok
digunakan pada sebuah sistem kecil, yang digunakan pada ruang lingkup tertentu,
seperti sistem di dalam sebuah kantor
Ø Penerapan
dari sistem yang menjadi lebih mudah untuk dilakukan.
Kelemahan dari Metode Prototyping
Beberapa
kelemahan dan juga kekurangan dari metode prototyping antara lain:
1.
Untuk menghemat waktu, biasanya pengembang hanya menggunakan bahasa pemrograman
sederhana, yang mungkin rentan dari segi keamanannya
2.
Tidak cocok untuk diimplementasikan pada sebuah sistem yang sangat besar dan
global, seperti sistem operasi komputer.
Pengimplementasian Sistem Menggunakan
Metode Prototyping
Metode
prototyping dalam pengembangan sistem cocok untuk digunakan pada sistem yang
ingin cepat diselesaikan, dan biasanya berskala kecil, dengan fungsi yang tidak
besar. Contoh dari implementasi metode ini adalah pembuatan game quiz yang
berisikan banyak pertanyaan untuk user.
Pengembang
akan memberikan prototype dari game quiz yang akan dikembangkan, lalu user akan
menentukan kekurangan dari game quiz yang menjadi prototype, dan kemudian
pengembang akan melakukan perbaikan hingga game tersebut bisa dimainkan oleh
semua user, tanpa ada kendala.
A. Kegiatan Pembelajaran
•
Mengumpulkan data tentang proses
kerjapembuatan prototype produk barang/jasa
•
Mengolah data tentang proses kerja
pembuatan prototype produk barang/jasa
•
Menyajikan tentang proses kerja pembuatan
prototype produk barang/jasa
B. Soal Objektif
1. Pada
dasarnya, cara membuat prototype terbagi menjadi tiga pengulangan utama …
A.
Desain,
engineering, dan produksi
B. Desain,
coding, dan produksi
C. Coding,
engineering, dan produksi
D. Desain,
produksi, dan distribusi
E. Produksi,
distribusi, dan konsumsi
2.
Dibuat seperti halnya working model namun
mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working
model. Merupakan pengertian dari …
A.
Pendefinisian
produk
B.
Working
model
C. Prototipe
rekayasa (engineering prototype)
D.
Prototipe
produksi (production prototype)
E.
Qualified
production item
3. Merupakan
alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models). Merupakan
pengertian dari …
A. Pendefinisian
produk
B.
Model
C. Prototipe
rekayasa (engineering prototype)
D. Prototipe
produksi (production prototype)
E. Qualified
production item
4. Kelebihan
metode prototyping yang paling utama adalah …
A. Merupakan
salah satu jenis metode pengembangan sistem yang sifatnya sangat lambat dan
dapat menghemat waktu
B. merupakan
salah satu jenis tahap pengembangan sistem yang sifatnya sangat cepat dan dapat
menghemat waktu
C. merupakan
salah satu ciri pengembangan sistem yang sifatnya sangat cepat dan dapat
menghemat waktu
D.
merupakan
salah satu jenis metode pengembangan sistem yang sifatnya sangat cepat dan
dapat menghemat waktu
E. merupakan
salah satu jenis metode pengembangan produk yang sifatnya sangat cepat dan
dapat menghemat waktu
5. Tidak
cocok untuk diimplementasikan pada sebuah sistem yang sangat besar dan global,
seperti sistem operasi komputer.
A. Kelebihan
metode prototyping
B.
Kelemahan
metode prototyping
C. Keutamaan
model
D. Kelemahan
model
E. Pengulangan
design
6. Fase
pengulangan produksi biasanya membutuhkan antara ….
A.
2-
6 bulan
B. 1-
6 bulan
C. 6-
7 bulan
D. 4-
5 bulan
E. 7-
8 bulan
7. Tujuan
akhir dari fase pengulangan engineering adalah ...
A. Mencari
model
B. Membuat
model versi beta
C.
Membuat
prototype versi beta
D. Membuat
software versi alpha
E. Membuat
prototype versi alpha
8. Bentuk
yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan
metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data
kinerja dan daya tahan produk dan part-nya. Merupakan pengertian dari …
A. Pendefinisian
produk
B. Model
C. Prototipe
rekayasa (engineering prototype)
D.
Prototipe
produksi (production prototype)
E. Qualified
production item
9. Fase
pengulangan engineering hanya dilakukan ketika Anda merasa telah berhasil
menyelesaikan fase ...
A. Pengulangan
produksi
B.
Pengulangan
desain
C. Pengulangan
engineering
D. Pengulangan
grafis
E. Pengulangan
grafik
10. Metode
… dalam pengembangan sistem cocok untuk digunakan pada sistem yang ingin cepat
diselesaikan, dan biasanya berskala kecil, dengan fungsi yang tidak besar.
A.
Prototyping
B. Waterfall
C. Spiral
D. RAD
E. 4GT
C. Soal Essay
1. Jelaskan
pegertian pendefinisian produk?
2. Sebutkan
secara urut tahapan prototype?
3. Jelaskan
pegertian prototype produksi?
4. Sebutkan
(3) kelebihan metode prototyping?
5. Sebutkan
(2) kelemahan metode prototyping?
D. Kunci Jawaban
1. Pendefinisian
produk
Merupakan penerjemahan
konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam
bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan
keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
2. Berikut
tahapan prototype:
Ø Pendefinisian
produk
Ø Working
model
Ø Prototipe
rekayasa (engineering prototype)
Ø Prototipe
produksi (production prototype)
Ø Qualified
production item
Ø Model
3. Prototipe
produksi (production prototype)
Bentuk yang dirancang
dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode
produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja
dan daya tahan produk dan part-nya.
4. Beberapa
kelebihan metode prototyping seperti:
Ø Dapat
menjalin komunikasi yang baik antar user dan pengembang sistem
Ø Setiap
perbaikan yang dilakukan pada prototype merupakan hasil masukan dari user yang
akan menggunakan sistem tersebut, sehingga lebih reliabel
Ø User
akan memberikan masukan terhadap sistem sesuai dengan kemauannya
Ø Menghemat
waktu dalam mengembangkan sebuah sistem
Ø Menghemat
biaya, terutama pada bagian analisa, karena hanya mencatat poin – point penting
saja
Ø Cocok
digunakan pada sebuah sistem kecil, yang digunakan pada ruang lingkup tertentu,
seperti sistem di dalam sebuah kantor
Ø Penerapan
dari sistem yang menjadi lebih mudah untuk dilakukan.
5. Beberapa
kelemahan dan juga kekurangan dari metode prototyping antara lain:
Ø Untuk
menghemat waktu, biasanya pengembang hanya menggunakan bahasa pemrograman
sederhana, yang mungkin rentan dari segi keamanannya
Ø Tidak
cocok untuk diimplementasikan pada sebuah sistem yang sangat besar dan global,
seperti sistem operasi komputer.
Bisa download filenya disini.